Langsung ke konten utama

semua hari adalah hari seindah hari ini :)))

23 januari 2014..
           selama 3 bulan lebih ato mungkin 6 bulan. beliau datang dengan sendirinya, apakah ini efek doaku setiap hari? apakah berkat rabithah ku? ya Rabb, syukur ku panjatkan.. kapan lagi kita tertawa bersama, bercerita masa lalu nan indah? kapan lagi?
           setelah sholat berjama'ah dan mengajari adik2 mengaji iqro. aku berniat mengaji kitab di majlis, entahlah.. hari itu aku senang sekali. entah oleh aura apa yang membuatku sangat senang. mungkin karna TO telah usai dan aku tak perlu repot2 membaca buku di malam hari, ataau aku merindukan canda gurau teman2 sepengajian, aaah entahlah. hari itu hari jum'at.biasanya aku mengaji yaasin di sana. aku membawa kitab2 yang akan di ajarkan ustad di pengajian. aku berangkat.. mengucap basmalah dan melangkahkan kaki keluar rumah menuju majlis. sungguh hatiku tentram sekali, aku menyibukkan diri dengan membaca almatsurot sughro saat berjalan kaki menuju majlis. aku menunda almatsurotku karna aku telah tiba di majlis, aku yakin mereka pasti telah mulai dari tadi. tanpa basa basi segera ku salimi pak ustad dan bu ustadzah di majlis dan segera duduk lantas membuka surat yaasin kemudian membacanya. kali ini aku benar2 merasa tenang membacanya, karna biasanya pikiranku saat mengaji yaasin maupun tilawahku pun suka buyar entah kemana walau tetap fokus dalam lantunan ayat2ku. tapi kali ini hatiku tenang sekali seolah olah menghayati keberkahan malam jum'at ini. entahlah perasaan apa itu. setelah mengaji yaasin ustad melanjutkan dengan berdoa bersama, dalam doaku memang tak pernah lepas dari mendoakan beliau dan kesuksesan keluargaku. tapi aku sama sekali tak menyadari akan ada keajaiban. yaa, menurutku itu keajaiban. usai ritual malam jum'at itu aku bersiap membereskan kitabku dan pindah ke ruangan yg biasa aku dan teman2 di ajari kitab disana. tapi ustad menyuruh kami untuk membantunya melipat kardus snack untuk acara maulid nabi nanti. ah ternyata tidak mengaji kitab, yah sudahlah lebih baik begitu. hehe, sebenarnya aku sedikit malas, sedikit saja u,u malam itu aku benar2 merasa sangat senang :)))
         waktunya pulang, aku pulang tepat jam 9. dalam perjalanan pulangku aku melanjutkan membaca almatsurotku yang sepat tertunda. aku menuntaskan membaca almatsurotku sebelum tiba di rumah, dengan riang aku memasuki gang rumahku, dan reflek juga aku tersentak dan berhenti melangkah. ada mobil xenia putih di bagasi rumahku. siapa itu? apakah tamu? tapi mengapa memarkirkannya di dalam bagasi rumah. ah tak mungkin tamu. aku kembali melangkah pelan2. ku lirik plat nopolnya, plat nopol yang sangat ku kenal. siapa lagi? beliau!! beliau pulang? apa karna suruhan keluargaku? atau mungkin beliau kangen pada kami? aaah aku ingin segera bertemu dengannya. ku buka sendal sambil memandangi sendal kulit milik beliau. aku mengucap salam dan di balas pula oleh orang2 rumah. jreeeng!! memang beliau. aku tersenyum, menyalimi tangan beliau dan terus bergumam syukur atasNya. beliau mengecup pipiku, apa yg ada di pikiran beliau sehingga memutuskan menengok kami? ahh tapi itu memang kewajibannya, sudah sepatutnya beliau menengok kami. aku tak mau bertanya tentang itu, aku hanya ingin merayakan kebahagianku dan terus menatapnya penuh syukur atasNya, hanya prestasi peringkat ke3 yang bisa ku berikan kepadanya. yaa, hanya itu yg bisa ku berikan, Rabb inikah ijabah rabithahku?
jadikanlah hari berikutnya seindah dan sebahagia hari ini yaa Rabb

Komentar

Postingan populer dari blog ini

sehangat dekapan cinta

Kaulah pahlawan terhebat sedunia Karya : Talbia Robbi Rodhia binti Fuad Ibrahim Aku tau.. aku bukanlah anak baik, hidup selama 13 tahun dan belum pernah membanggakan kedua orang tuaku serta kakak adikku. Aku tak bisa apa-apa, aku hanya gadis kecil yang memang sangat kecil untuk di banggakan. Tapi… Aku tetap bangga.. dengan ibuku, yang ku sebut ummi.. Ya, ummi ku duluan yang akan ku mention, dialah yang membesarkanku hingga aku bisa sebesar ini,walau belum pernah sedikitpun aku membanggakannya. Menyentuh rangking 1 di sekolah pun tidak. Membuatnya naik keatas panggungpun tidak. Yang ku lakukan hanya membuatnya kecewa dan bersedih.. aku sedih dengan kelakuanku pada beliau, aku ingin diriku menjadi seorang anak penurut dengan semua perintah ummiku dan membanggakannya. Aku ingin seperti teh dina yang disayangi. Sangat di sayangi ummi… Kadang, aku merasa iri karena aku merasa ummi sangat menyayangi teh dina. Namun aku menemukan jawaban dari pertanyaan ‘mengapa ummi sang...