Langsung ke konten utama

misteriii -_-

  cerpen 1
  brak! Felly membanting buku agendanya. Semua penghuni Class The Best Taylor terheran-heran dengan tingkah laku Felly yang aneh.
 “kenapa lu Fell?” Tanya Shaoran, seorang lelaki yang paling akrab dengan Felly. “Fell, are you oke?” Tanya Akeelah dengan bahasa inggrisnya yang fasih.
“bu-buku ituu..” jawab Felly agak terbata-bata.
Kriiiing, kriiing, kriing! Bel istirahat berbunyi. Semua penghuni CTBT berhamburan keluar kelas. Sementara itu, Felly masih tercengang dengan apa yang ia lihat saat membaca buku agenda yang agak kusam itu.
“coba sini gue liat.” Shaoran mengambil buku agenda yang jatuh di bawah meja Felly. “jangan shaoran!” teriak felly. Wajah felly memucat. “fell, why? Kenapa denganmu?” akeelah mulai cemas. “buku itu tak ada artinya aku pernah membacanya. Isinya hanya nihil.” Ucap seseorang di depan pintu kelas. Akeelah, shaoran, dan felly menoleh ke asal suara. “dari mana kau tahu tan?” Tanya felly, mulai merasa tenang. “ya, aku membacanya sendiri. Setelahku coba apa yang di perintahkan buku itu. Tak ada yang benar. Buku itu bawaan seorang penyihir lelaki 2 tahun lalu kini ia telah tewas di kamarnya sendiri. Dengan darah yang berlumuran di mulutnya. Lihat saja bagian tengah buku ada seberkas darah yang telah menghitam.” Jelas Tania dengan santai, dia memang jenius. Ayahnya seorang ilmuwan hebat. Siswi terpintar di CTBT. Shaoran segera membuka bagian tengah buku agenda itu. Akeelah dan felly tercengang melihatnya. “dari mana kau tahu?” Tanya felly lagi. Kali ini dengan nada agak meninggi. “aku bilang aku membacanya. Yah, kalo ga percaya. Itu terserah kalian. Wah waktu hampir habis. Aku mau ke library dulu ya. Bye.” Tania meninggalkan akeelah, shaoran, dan felly yang masih tercengang dengan perkataannya. Felly berusaha membetulkan perkataan Tania sebelumnya. “aku akan mencobanya.” Ucap felly dengan bersemangat. “kau yakin akan melakukannya sendiri?” Tanya shaoran yang juga penasaran. “kalo kalian ingin membantuku. No problem. Terserah kalian saja.” Jawab felly santai. “Yeah! Good!” sahut shaoran dan akeelah hampir bersamaan.
          Pulang sekolah pun tiba, felly mengajak kedua sahabatnya ke sebuah ruangan ayahnya. Yang terletak di belakang sekolahnya. “ini adalah ruangan ayahku bila sedang melakukan eksperimen.
“Ya di sinilah kita akan membuktikan apa yang di perintahkan oleh buku ini.” Tukas felly.
 “asiiik, tapi….” Akeelah berhenti berbicara.
“kenapa keel?” Tanya Shaoran. Kedua sahabat itu memerhatikan wajah Akeelah yang seperti ketakutan.
“apa kau yakin tidak akan ada korban?” lanjut Akeelah.
 “maksudmu?” Tanya Felly hampir berbersamaan dengan Shaoran.
“iya, apakah kalian yakin pembuktian ini tidak akan memangsa korban?” ulang seseorang dengan nada sedikit tegas..
 “keelah benar. Bagaimana kalau salah seorang dari kalian menjadi sasaran kematian? Atau bisa jadi kalian semua.” Saran Tania yang tiba-tiba ada di depan pintu ruangan eksperimen. Ketiga sahabat itu menoleh ke arah Tania.
“lalu, mengapa kamu bisa ga kena sasaran maut itu?” Tanya Shaoran meyakinkan.

* * * * *

Hening… ketiga sahabat itu menatap wajah cantik Tania dengan tajam.
“kalian akan tahu setelah kalian menelitinya. Tapi, aku memberikan saran buat kalian. Pertama, hari pertama kalian melakukan penelitian itu janganlah sekali kali salah seorang dari kalian menceritakannya kepada orang lain selain aku. Kedua, hari kedua kalian meneliti kalian harus segera membuat 1 ramuan yang telah tertera di halaman #3 buku sebelum jam 12.00. Pada saat jam 12.00 siang ramuan itu akan bereaksi berubah warna menjadi merah darah. ke esokannya tepat jam 12.00 kalian harus segera meminumkan ramuan itu kepada kelinci percobaan kalian. Boleh seekor binatang. Ingat saat membuat dan meminumkannya kalian harus melakukannya tepat jam 12.00 ga boleh lewat ataupun kurang. Karena bila lewat atau kurang dari jam 12.00 siang salah seorang dari kalian akan menjadi sasaran maut. Ya sekiranya sudah cukup penjelasannya. aku mau pulang. Selamat tinggal guys. Dan good luck!” jelas Tania panjang lebar. Kepergiannya Tania menjadi sangat membuat mereka menjadi tegang dan ketakutan. Akeelah masih sibuk dengan pulpennya, shaoran masih sibuk mencerna perkataan Tania barusan, sedangkan felly. Ia terlihat pucat dan ketakutan. Ia menundukan kepala. Dan kini ia mengangkat kepalanya. “oke guys, kita terlanjur melakukannya. Sedang apa kau keel?” Tanya felly kepada akeelah yang masih sibuk menulis. “eh, heem, wait the moment” jawab akeelah sambil terus menulis. “kau kenapa shaoran?” kini felly bertanya kepada shaoran. Shaoran terdiam. Ia masih mencerna omongan Tania. “shaoran..” felly menghalau muka shaoran. Tidak berkedip, ia masih dalam pikirannya. “hey, shaoran!” kini felly agak berteriak memanggil shaoran. “eh, heem.. ke-kenapa f-fell?” jawab shaoran yang mulai sadar bahwa dari tadi felly memanggilnya. “kau kenapa?” ulang felly. “ti-tidak. Aku sedang memikirkan apa yang di ucapkan Tania. Mungkin kita harus mengikuti aturannya. Sedang apa kau keel?” shaoran berpaling menatap notebook kecil milik akeelah. “selesai. Yap, aku sudah menulis lengkap apa yang di ucapkan oleh gadis ilmuwan itu. Nih..” akeelah meyodorkan notebook kecilnya kepada felly. Shaoran mendekat kepada felly dan ikut mebaca apa yang di tulis oleh akeelah. “kau jenius” ucap felly bersamaan dengan shaoran. Akeelah tersenyum tipis. “oke guys, ini sangat menegangkan, kita akan memulai langkah pertama. Ayo kita baca buku agenda itu. Dan ingat jangan kasih tau ke siapa siapa.” Jelas akeelah. Shaoran dan akeelah mengacungkan jempolnya. di ambilnya buku agenda itu oleh felly dan di letaknnya di dekat kedua sahabatnya. Ia mebuka buku agenda itu pelan pelan. Halaman awal, tertulis ‘selamat! Anda telah terdaftar di dalam buku tynfielus. Selamat mencoba!’ ketiga sahabat itu tersentak kaget nyaris pingsan. “a-apa-apaan  b-bu-buku ini?” suara shaoran nyaris tidak terdengar. “a-aku.. a-aku tak mau mem-bacanya la-g-i.” ucap akeelah terbata-bata. Wajah ketiga sahabat itu pucat pasi. “okeh, ki-kita harus melanjutkannya. Itu hanya halaman awal buku. Ayolah guys, jangan menyerah. Kalian mati aku juga mati. Dan kita harus segera memusnahkan buku ini.” felly memberi semangat. Shaoran mengangguk pelan. Namun akeelah masih dalam lamunannya. Seperti tak ada harapan untuk hidup. Wajahnya masih pucat. Matanya terpejam dan membuka lagi. “keel, kita masih bisa hidup. Kamu tuliskan saran dari Tania? Itu jalannya. Nah sekarang supaya lebih jelas, kita harus membaca dan memahami konsep dari buku agenda ini.” felly memberi semangat kepada akeelah. Akeelah membuka mata, terpancar ketenagan di wajahnya. Ia kembali memerhatikan buku agenda itu. Felly, membuka halaman kedua buku. Ketiga sahabat itu segera membaca tulisan yang tertera di buku itu. Shaoran mengernyitkan dahi. Akeelah masih terus membaca sambil sesekali memperbaiki letak kaca matanya. Sementara felly, menajamkan matanya. “kau mengerti?” Tanya shaoran memecahkan keheningan. “ya, sedikit. Kau?” jawab akeelah dan kembali bertanya kepada felly. “maybe” singkat felly. Ia masih mencerna apa yang barusan ia baca. Teng! Teng! Teng! Teng! Lonceng tanda jam 18.00 berbunyi. “sudah jam 6 malam. Bagaimana? Menginap?” Tanya akeelah. “sepertinya aku tidak bisa. Ibuku akan memarahiku bila belum izin dari awal.” Ucap shaoran. “ya, aku juga.” Felly membela. “yasudah, kita lanjut besok. Dan besok jam 09.00 kita harus melakukan ramuan itu.” Jelas akeelah. “oke, sampai jumpa.” Ucap shaoran. “sampai jumpa.” Felly segera mengambil gembok passwordnya. “cepatlah sedikit, pintunya mau di gembok.” perintah felly. Akeelah dan shaoran segera keluar. Setelah menggembok, ketiga sahabat itu berpamitan satu sama lain dan kembali ke rumahnya masing-masing.  
         

* * * * *
ooww, apaa setelah ini? cuma iseng ngapdet :3

Komentar

Postingan populer dari blog ini

semua hari adalah hari seindah hari ini :)))

23 januari 2014..            selama 3 bulan lebih ato mungkin 6 bulan. beliau datang dengan sendirinya, apakah ini efek doaku setiap hari? apakah berkat rabithah ku? ya Rabb, syukur ku panjatkan.. kapan lagi kita tertawa bersama, bercerita masa lalu nan indah? kapan lagi?            setelah sholat berjama'ah dan mengajari adik2 mengaji iqro. aku berniat mengaji kitab di majlis, entahlah.. hari itu aku senang sekali. entah oleh aura apa yang membuatku sangat senang. mungkin karna TO telah usai dan aku tak perlu repot2 membaca buku di malam hari, ataau aku merindukan canda gurau teman2 sepengajian, aaah entahlah. hari itu hari jum'at.biasanya aku mengaji yaasin di sana. aku membawa kitab2 yang akan di ajarkan ustad di pengajian. aku berangkat.. mengucap basmalah dan melangkahkan kaki keluar rumah menuju majlis. sungguh hatiku tentram sekali, aku menyibukkan diri dengan membaca almatsurot ...

sehangat dekapan cinta

Kaulah pahlawan terhebat sedunia Karya : Talbia Robbi Rodhia binti Fuad Ibrahim Aku tau.. aku bukanlah anak baik, hidup selama 13 tahun dan belum pernah membanggakan kedua orang tuaku serta kakak adikku. Aku tak bisa apa-apa, aku hanya gadis kecil yang memang sangat kecil untuk di banggakan. Tapi… Aku tetap bangga.. dengan ibuku, yang ku sebut ummi.. Ya, ummi ku duluan yang akan ku mention, dialah yang membesarkanku hingga aku bisa sebesar ini,walau belum pernah sedikitpun aku membanggakannya. Menyentuh rangking 1 di sekolah pun tidak. Membuatnya naik keatas panggungpun tidak. Yang ku lakukan hanya membuatnya kecewa dan bersedih.. aku sedih dengan kelakuanku pada beliau, aku ingin diriku menjadi seorang anak penurut dengan semua perintah ummiku dan membanggakannya. Aku ingin seperti teh dina yang disayangi. Sangat di sayangi ummi… Kadang, aku merasa iri karena aku merasa ummi sangat menyayangi teh dina. Namun aku menemukan jawaban dari pertanyaan ‘mengapa ummi sang...